![]() |
Belajar Bahasa Inggris, (Foto Siswa SMPN 1 Sampit) |
Namun kenyataannya, kompetensi bahasa Inggris yang dimiliki oleh sebagian besar siswa masih jauh dari harapan. Banyak faktor yang menjadi penyebab permasalahan tersebut. Masalah yang timbul dalam Pengajaran bahasa Inggris yang sangat luar biasa bahwa siswa yang telah belajar bahasa Inggris selama minimal 6 tahun sejak SMP setelah lulus SMA masih tidak dapat berbicara dalam bahasa Inggris, bahkan untuk memperkenalkan diri sendiri sekalipun. Mengapa hal ini bisa terjadi, ada beberapa hal yang menghambat mereka untuk menguasai bahasa Inggris. Masalah-masalah tersebut adalah :
1. Jarangnya guru berbicara dengan bahasa Inggris di dalam kelas. Hal ini dirasakan menghambat oleh para siswa karena mereka jadi tidak terbiasa mendengar orang lain berbahasa Inggris.
2. Pelajaran terlalu ditekankan pada tata bahasa (dan bukan pada percakapan), tetapi siswa jarang diberi arahan mengenai bagaimana dan apa fungsi dari unsur-unsur tata bahasa yang mereka pelajari tersebut. Rata-rata siswa menguasai pola-pola tata bahasa Inggris tetapi siswa tidak mengetahui kapan struktur tersebut harus digunakan dan bagaimana pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini merupakan hal yang sangat luar biasa karena bahasa Inggris, sama halnya seperti bahasa Indonesia akan lebih bermanfaat jika dapat digunakan dan diaplikasikan meskipun secara tata bahasa siswa tidak terlalu menguasainya. Bukan berarti bahwa pembelajaran tata bahasa ini tidak penting, tetapi perlu sekali teori-teori tersebut dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
3. Kosa-kata yang diajarkan tidak terlalu berguna dalam percakapan sehari-hari. Banyak siswa yang mengeluhkan bahwa kata-kata yang diberikan guru bahasa Inggris di sekolah terlalu bersifat teknis, misalnya mengenai industrialisasi, reboisasi dan lain-lain.
4. Materi pelajaran bahasa Inggris tidak berkesinambungan. Sering terjadi pengulangan materi (seperti misalnya tenses). Tetapi walau terjadi pengulangan tetap saja fungsi dan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari kurang jelas.
Mengajarkan Bahasa Inggris sejak dini merupakan suatu yang penting, tetapi pelaksanaannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Untuk mencapai tujuan tersebut jelas diperlukan dukungan dari berbagai pihak termasuk kemauan politik, political will, di samping tentu saja menanamkan kebiasaan dalam masyarakat. Menanamkan kebiasaan itu bukan perkara yang mudah, diperlukan selain situasi kondisi yang menunjang, conditioning, dari keluarga maupun masyarakat luas, juga yang lebih penting adalah komitmen dari individu-individu yang mempunyai watak.
Watak ialah kepribadian yang dipengaruhi oleh motivasi yang menggerakkan kemauan sehingga orang itu bertindak. Bila seseorang sering-sering atau membiasakan diri melakukan tindakan berdasarkan kemauan yang teguh dan kukuh, maka ia dinamakan seorang yang berwatak. Sebaliknya bila seseorang tidak mempunyai pendirian dan hidup dari hari ke hari tanpa tujuan (tanpa pegangan yang kelihatan nyata), maka ia dikatakan tak berwatak.(Marami1983,hal.283)
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa masih banyak kendala yang harus dihadapi dalam upaya meningkatkan mutu hasil pengajaran bahsa Inggris di sekolah. Untuk itu penulis memiliki beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi para sesama pengajar bahasa Inggris di Indonesia.
1. Selalu pertahankan kemampuan bercakap-cakap dalam bahasa Inggris agar kelancaran berbahasa tetap terjaga. Hal ini perlu karena dapat memotivasi murid-murid kita untuk dapat berbicara dengan lancar. Mungkin sulit sekali jika kita tidak pernah bertemu dengan orang yang juga dapat berbahasa Inggris. Oleh karena itu dengan membuat wadah atau sekarang ini MGMP atau juga semacam klub (conversation club) untuk ajang bertemu dan bertukar pikiran antar sesama guru bahasa Inggris di wilayah yang sama. Dengan demikian keahlian kita dalam menggunakan bahasa Inggris akan selalu tetap terjaga untuk membantu meningkatkan keterampilan siswa berbahasa Inggris.
2. Selalu menekankan fungsi dan aplikasi dari semua unsur tata bahasa yang kita terangkan kepada siswa. Pastikan bahwa siswa benar-benar mengerti kapan mereka harus menggunakan struktur tersebut.
3. Berikan tambahan kosa-kata yang akan bermanfaat untuk percakapan sehari-hari pada siswa dan perkenalkan siswa dengan majalah-majalah remaja berbahasa Inggris agar mereka menjadi gemar membaca dan memperoleh banyak tambahan kosakata dari majalah tersebut. Dengan demikian siswa akan percaya diri jika harus bertemu dan berkomunikasi dengan orang asing berbahasa Inggris.
4. Meskipun kita tidak memiliki kekuasaan untuk mengubah kurikulum, setidaknya pastikan bahwa pengulangan materi yang kita berikan merupakan pendalaman mengenai apa yang sudah dipelajari siswa dan bukan hanya mengulang tetapi tidak membuat siswa semakin bisa menerapkannya.
Jadi, sebagai guru bahasa Inggris, apa yang dapat kita lakukan ?.Masih banyak tentunya hal-hal yang dapat kita lakukan , karena diakui atau tidak, gurulah yang memegang kendali dalam pengajaran. Yang jelas, kita tidak boleh hanya menyalahkan pihak pemerintah (yang membuat kurikulum) saja tetapi akan lebih baik jika kita mengintrospeksi diri sendiri dan lebih menggali lagi potensi kita untuk mencari pendekatan yang lebih berhasil dalam mengajarkan bahasa Inggris pada siswa di sekolah.
Post a Comment